Sekitar 25 menit seorang sahabat (tinggal di Makassar) menceritakan sebuah cerita yang mungkin disadari atau tidak disadarinya itu adalah kekuatan hati yang dia miliki.
Ia memulai ceritanya dari rencananya untuk pergi ke kampungnya. Awalnya dia ingin kembali ke kampung karena sudah mendapatkan ijin libur sehari dari bos. Tiba-tiba ada sms dari teman atau boleh saya sebut sebagai "teman sehati"nya. -Saya ingin ke Jakarta hari ini, saya sudah di Bandara Hasanuddin-. Kira-kira begitu bunyinya. Dorongan sms itu ternyata mengakalahkan niatnya untuk pulang kampung. "Aku ingin ikut" mungkin begitu dalam hatinya.
Cerita berlanjut, seketika ia sudah berada di Bandara sekilat bersama motornya. Apa nyana, tiket pesawat harus diburunya dengan berbagai upaya demi sepesawat dengan temannya itu. Alhasil, tiket untuk pesawat yang sama sudah habis. Tak ada kata menyerah jika belum ada 'kata tidak' dari dari loket tiket. Mengandalkan kesempatan ajaib, ia mencari calo yang mungkin bisa membantunya. Spektakuler sekali, seorang 'calo' mendatanginya dan menawarkan bantuan. Meminta untuk masuk ke ruang tunggu pemberangkatan berharap ada satu penumpang cancel berangkat.
Namun, harapan tinggal harapan, karena sit full untuk pesawat yang ingin ditumpangi temannya. Temannya meminta untuk tidak ikut, karena ia hanya sehari di Jakarta, dan katanya hanya menghabiskan uang jutaan demi menemaninya.
Apa kata sahabat saya ini, "Sekali lagi, saya tidak akan menyerah. Kalaupun tidak sepesawat, tunggu aku di bandara Soekarno-Hatta". Kesempatan memang selalu ada, jika ada kekuatan hati. Informasi mengumumkan kalau pesawat yang ingin ditumpangin temannya delay karena ada kerusakan pada pembaca radarnya. Kilatan cahaya, terbersit di mata teman saya. Yess, kesempatan selalu ada. Tapi, informasi lain mengatakan, bahwa pesawat yang ingin ditumpangi teman saya harus digunakan oleh penumpang sebelumnya. Duh, lagi-lagi tidak jadi sepesawat lagi.
Belum, ceritanya belum sampai disitu. Setelah temannya sudah di pesawat, tiba-tiba 'calo' memberikan tanda kalau ada seorang penumpang yang batal ke Jakarta. Walhasil, ia pun bisa diikutkan walaupun harus merogoh uang tambahan 'ucapan terima kasih' pada sang calo. Yah, teman saya akhirnya bisa naik pesawat yang sama, walaupun si temannya tidak tahu kalau mereka sepesawat.
Ada satu masalah lagi, mereka tida bisa duduk berdampingan, karena sit teman saya di bagian depan pas belakang cockpit, sementara temannya di bagian ekor pesawat.
Kembali, kekuatan hatinya mendorongnya untuk menawarkan kepada orang yang berada disamping temannya untuk bertukaran sit. Meski awalnya keberatan, namun ketika melihat teman saya meyakinkan kalau yang disampingnya itu adalah "teman sehatinya" barulah orang itu ikhlas pindah sit.
Akhirnya, sampailah mereka di Jakarta sepesawat dan duduk berdampingan.
Spektakuler kan kekuatan hati itu. Tuhan selalu mendengar hati manusia yang kuat ketika memperjuangkan sesuatu.
Makassar, 01 Juni 2011. Cafe 76.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar